Batik merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang memiliki nilai filosofis dan estetika tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji peran Batik sebagai identitas kultural bangsa Indonesia di era globalisasi. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan hermeneutik untuk memahami sejarah dan makna Batik dalam konteks budaya Indonesia. Identitas kultural suatu bangsa sering kali tercermin dalam berbagai bentuk, seperti bahasa, seni, dan pakaian tradisional. Batik, sebagai salah satu bentuk seni tekstil, memiliki peran penting dalam mencerminkan identitas kultural Indonesia. Di era globalisasi, di mana budaya asing mudah masuk dan mempengaruhi budaya lokal, penting untuk mempertahankan dan mempromosikan Batik sebagai simbol identitas nasional.
Hari Batik Nasional diperingati setiap tanggal 2 Oktober sebagai bentuk penghargaan terhadap batik, yang telah diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda sejak tahun 2009. Peringatan ini tidak hanya menjadi momen untuk merayakan keindahan dan keragaman batik, tetapi juga untuk mengingatkan pentingnya melestarikan warisan budaya Indonesia. Pengakuan batik sebagai warisan budaya takbenda oleh UNESCO terjadi pada sidang ke-4 Komite Antar Pemerintah tentang Warisan Budaya Tak Benda di Abu Dhabi pada tanggal 2 Oktober 2009. Sejak saat itu, pemerintah Indonesia menetapkan tanggal tersebut sebagai Hari Batik Nasional melalui Keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 2009. Peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya batik sebagai identitas budaya bangsa.
Tema Hari Batik Nasional 2024 adalah “Batik: Warisan Budaya untuk Dunia”. Tema ini menekankan pentingnya batik tidak hanya sebagai warisan budaya Indonesia, tetapi juga sebagai kontribusi Indonesia terhadap kekayaan budaya dunia. Melalui tema ini, diharapkan masyarakat semakin bangga dan bersemangat dalam melestarikan serta mempromosikan batik di kancah internasional. Berbagai kegiatan digelar untuk merayakan Hari Batik Nasional 2024. Di antaranya adalah pameran batik, lomba desain batik, dan seminar tentang sejarah dan teknik pembuatan batik. Selain itu, beberapa tempat wisata seperti Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko juga mengadakan acara khusus untuk memperingati hari ini. Kegiatan-kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang batik, tetapi juga untuk menarik minat wisatawan mancanegara.
Melestarikan batik memiliki makna yang sangat penting bagi bangsa Indonesia. Batik bukan hanya sekadar kain bermotif, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai budaya, sejarah, dan identitas bangsa. Melalui pelestarian batik, kita dapat menjaga keberagaman budaya Indonesia dan memperkuat rasa kebanggaan nasional. Selain itu, industri batik juga berperan penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama para pengrajin batik di berbagai daerah.
Kabupaten Bantaeng juga memiliki batik khasnya, dikenal dengan nama “Jonga Bulaeng Kalabirangta Ri Bantaeng”. Memiliki motif rusa berwarna emas yang melambangkan kelembutan hati masyarakat Bantaeng dalam menyelesaikan masalah. Batik ini merupakan hasil karya Safri Bahtiar, seorang fashion designer yang terus berinovasi untuk menjaga kelestarian budaya daerah. Rumah Batik Tulis Bantaeng yang menjadi usahanya terletak di Jalan Mangga, Kelurahan Tappanjeng, Kabupaten Bantaeng.
Alasan pemilihan jonga sebagai motif, menurut Safri, karena jonga merupakan hewan yang istimewa di kabupaten berjuluk Butta Toa ini. Kepala jonga merupakan perwujudan keistimewaan jonga di mata masyarakat Bantaeng. Warna kuning yang bermakna keceriaan, sebagai lambang sumringah senyum dan ramah tamah penduduk Bantaeng. Sementara, warna coklat sebagai simbol dari Butta Toa, atau sebutan tanah tua untuk Bantaeng. Terakhir adalah warna hijau, untuk Bantaeng yang dibentengi pegunungan dan pemandangan hijau yang asri.