Komisi VII DPR RI melaksanakan Kunjungan Kerja Spesifik ke PT Huadi Nickel -Alloy Indonesia, 27 -29 September 2022. Kunjungan ini dipimpin oleh Doni Maryadi Oekon dan diikuti oleh anggota komisi VII DPR RI lainnya, beserta Dirjen ILMATE, Kemenperin, Dirjen Minerba ESDM RI, dan Kadis ESDM Prov.Sulawesi Selatan.
Kunjungan ini bertujuan untuk mendapatkan penjelasan operasional industri pengolahan dan pemurnian mineral nikel di PT Huadi Nickel-Alloy Indonesia (HNI), kendala dan hambatan yang dialami, dan juga dukungan yang diperlukan dari Komisi VII DPR RI.
Anggota Komisi VII DPR Andi Ridwan Wittiri mengapresiasi keberadaan PT Huadi Nickel-Alloy Indonesia sebagai industri feronikel pertama di Sulawesi Selatan, tepatnya di Kecamatan Pajukukang, Kabupaten Bantaeng. Apalagi, berdasarkan informasi yang didapat melalui kunjungan lapangan Tim Panja Ilegal Mining Komisi VII DPR RI pada 27 September 2022, pekerja di PT tersebut didominasi oleh masyarakat lokal.
Panja Ilegal Mining Komisi VII DPR RI ingin memastikan sumber ore yang diterima oleh PT Huadi Nickel-Alloy Indonesia berasal dari perusahaan yang memiliki legalitas. Dalam kesempatan tersebut, Komisi VII DPR RI meminta PT Huadi Nickel-Alloy Indonesia untuk meningkatkan CSR, mengingat slag dari ore yang sudah menjadi feronikel mencapai sekitar 2 juta ton.
“Sesegera mungkin slag ini dimanfaatkan sebagai CSR. Misalnya memberdayakan masyarakat di sini untuk membuat batako, atau bisa juga sebagai break-water atau penahan ombak di pantai. Atau bisa juga slag itu dijadikan sebagai timbunan untuk membuat reklamasi untuk pelabuhan di Kabupaten Bantaeng dalam rangka menunjang industri yang ada di Kabupaten Bantaeng,” terang Andi.
Andi menekankan PT Huadi Nickel-Alloy Indonesia agar final product yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut tidak hanya feronikel, tetapi hingga peralatan rumah tangga yang digunakan sehari-hari seperti sendok, garpu dan lain sebagainya.
“Atau hilirisasi yang memberdayakan masyarakat setempat. Itu yang sangat kami harapkan. Jadi saya minta tingkatkan terus kapasitas kerjanya, tingkatkan produksinya, jangan hanya sampai di feronikel saja,” terangnya.
