Kekerasan terhadap perempuan adalah salah satu pelanggaran hak asasi manusia yang paling banyak terjadi di seluruh dunia. Menurut data PBB, satu dari tiga perempuan mengalami kekerasan fisik atau seksual sepanjang hidupnya, baik dari pasangan maupun orang lain. Kekerasan terhadap perempuan dapat berdampak buruk bagi kesehatan fisik, mental, sosial, dan ekonomi perempuan, serta menghambat pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif.
Untuk mencegah dan menghapus kekerasan terhadap perempuan, setiap tahunnya diselenggarakan kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (16 Days of Activism against Gender-Based Violence) yang berlangsung dari tanggal 25 Nopember hingga 10 Desember. Kampanye ini dimulai pada tanggal 25 Nopember yang diperingati sebagai Hari Internasional Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan (International Day for the Elimination of Violence against Women) dan berakhir pada tanggal 10 Desember yang merupakan Hari Hak Asasi Manusia (Human Rights Day) Internasional.
Kampanye ini dimulai pada tahun 1991 oleh para aktivis dan bersamaan dengan peresmian Women’s Global Leadership Institute. Selanjutnya di tahun 2008, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) meluncurkan kampanye United Nations International Telecommunication and Information Technology (UNiTE) yang bertujuan untuk mengakhiri kekerasan terhadap perempuan.
Tujuan dari kampanye ini adalah untuk meningkatkan kesadaran, menggalang dukungan, dan berbagi pengetahuan dan inovasi untuk mengakhiri kekerasan berbasis gender di seluruh dunia. Kampanye ini juga mengajak pemerintah, masyarakat sipil, organisasi, media, dan individu untuk berinvestasi dalam pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan, sesuai dengan tema kampanye tahun 2023, yaitu “UNITE! Invest to prevent violence against women and girls” (UNITE! Berinvestasi untuk mencegah kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan).
Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan adalah pengingat bahwa kekerasan terhadap perempuan bukanlah masalah individu atau keluarga, tetapi masalah masyarakat. Setiap kekerasan akan menimbulkan trauma dan mempengaruhi kesehatan mental dan kesehatan mental setiap perempuan berdampak pada kesehatan mental anak dan keluarga.
Tantangan bagi kita semua untuk bertindak, untuk berbicara, dan untuk membuat perubahan. Karena hanya dengan bersama-sama, kita dapat mengakhiri kekerasan terhadap perempuan. (al)
#HariAntiKekerasanTerhadapPerempuan
#StopKekerasanTerhadapPerempuan
#HuadiPeduli
#HuadiIndonesia
#HuadiGroupBantaeng
#TumbuhBersama