Slag nikel memiliki potensi untuk digunakan kembali dalam berbagai aplikasi konstruksi, khususnya sebagai bahan baku pembuatan produk precast dan semen geopolimer. Semen geopolimer merupakan material ramah lingkungan yang dapat menjadi alternatif semen Portland. Semen ini menggunakan material berbasis silika dan alumina sebagai bahan utama, yang bereaksi dengan alkali aktivator untuk membentuk struktur polimer tiga dimensi. Dengan memanfaatkan slag nikel, penggunaan semen geopolimer tidak hanya dapat mengurangi limbah industri tetapi juga berkontribusi pada pengurangan emisi karbon.
Slag nikel adalah material sisa dari proses peleburan nikel yang umumnya mengandung senyawa silika (SiO₂), alumina (Al₂O₃), kalsium oksida (CaO), magnesium oksida (MgO), dan besi oksida (Fe₂O₃). Karakteristik kimia slag nikel menjadikannya memiliki potensi sebagai bahan tambahan dalam material konstruksi. Menurut penelitian sebelumnya, slag nikel memiliki sifat pozzolan, yang berarti dapat bereaksi dengan alkali atau kalsium hidroksida dalam kondisi tertentu untuk membentuk senyawa yang memiliki sifat pengikat. Hal ini menjadikan slag nikel ideal untuk aplikasi pada beton dan bahan precast.
Semen geopolimer diperkenalkan oleh Davidovits pada tahun 1970-an sebagai alternatif semen Portland. Proses pembuatannya melibatkan reaksi antara material berbasis silika-alumina dengan larutan alkali (seperti natrium hidroksida dan natrium silikat) untuk menghasilkan material dengan sifat mekanis tinggi dan tahan terhadap korosi.
Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa semen geopolimer memiliki keunggulan seperti:
- Reduksi emisi karbon hingga 80% dibandingkan semen Portland,
- Ketahanan terhadap suhu tinggi dan lingkungan agresif,
- Penggunaan material limbah industri sebagai bahan baku.
Penggunaan slag nikel sebagai sumber silika-alumina dalam semen geopolimer dapat memberikan solusi terhadap pengelolaan limbah industri sekaligus memenuhi kebutuhan konstruksi. Terkait hal tersebut, Huadi Group melalui PT Huadi Bantaeng Industry Part (HBIP) kembali teken Memorandum of Understanding (MoU dengan Climate Tech Cement Pty Ltd (CTC). MoU ini dalam rangka kerja sama pemanfaatan slag nikel untuk dijadikan bahan precast dan semen geopolimer.
CEO CIC Ply Ltd, Aaron Banks menyatakan slag nikel yang banyak di Bantaeng berpotensi menjadi bahan dasar semen geopolimer. Semen dengan penggunaan karbon yang rendah dan memiliki kekuatan dapat mencapai 40 MPA.
“Alasan inilah yang membuat semen geopolimer disebut semen rendah karbon. Di Australia sudah berangsur angsur mengganti penggunaan semen portland dengan semen polimer,” kata Aaron Banks dalam penyampaiannya, di Murdoch University di Australia, Jumat 13 Desember 2024.
Direktur PT HBIP, Lily D. Candinegara menyampaikan sudah saatnya kita meniru negara-negara maju memiliki manajemen industri yang patut dicontoh. Mengubah waste menjadi wealth, adalah juga bagian dari hilirisasi industri.
“Saya harap kerja sama ini dapat segera bisa dijalankan, agar limbah yang selama ini issuenya kurang baik dapat bermanfaat untuk kepentingan masyarakat,” pungkasnya.
Menurut Lily selain semen geopolimer, slag juga dapat menjadi bahan precast yang dapat dibuat sesuai peruntukannya. Dengan kualitas tinggi dan karbon rendah, juga mengandung sifat geopolier dan slag yang tahan terhadap api. Sangat memungkinkan untuk dijadikan bahan konstruksi rumah, dan konstruksi-konstruksi precast lainnya.
“Saya harap kerja sama ini dapat segera bisa dijalankan, agar limbah yang selama ini issuenya kurang baik dapat bermanfaat untuk kepentingan masyarakat,” pungkasnya.
Penandatanganan perjanjian kerja sama ini juga dihadiri oleh Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Perth, Liestia Operananta. Sebelumnya Huadi Group melalui PT HBIP sudah teken MoU dengan perusahaan Climate Tech Cement Pty Ltd (CTC) asal Australia itu.